-->
Skip to main content

PRAKTIKUM Otitis Media FARMAKOTERAPI PENYAKIT GANGGUAN SISTEM SARAF,KULIT, DAN THT

Identitas pasien dan informasi admisi

Nama : Jim

Jenis kelamin :Laki-laki Usia : 2 tahun

Tanggal masuk: tidak diketahui

Pengumpulan data dan informasi

Keluhan utama
ada rasa sakit pada telinga dan disertai mengalirnya cairan yang sedikit berbau dari telinga kiri. Sejak kemarin, pasien demam dengan suhu tubuh 39,1°C.

Riwayat penyakit sekarang
-

Riwayat penyakit keluarga
-

Riwayat sosial dan kebiasaan
-

Riwayat pengobatan
Tidak disebutkan
 
 

Hasil pemeriksaanfisik
Parameter
Hasil
Nilai normal
Keterangan


Suhu tubuh
39,1°C
36 – 37 °C
Tinggi


BB
12,5 kg
 
 

Pengobatan yang diterima
Nama obat
Potensi
Aturan pakai
Durasi terapi


Amoksan (amoxicillin)
125 mg/5 ml
3x1 1 sendok teh
-


Rhemafar(methylprednisolon)
4 mg
2x1 ½ kaplet
-


Dumin suppositoria
(parasetamol)
 
125 mg
Bila demam
-

Identifikasi masalah

S: Ada rasa sakit pada telinga dan disertai mengalirnya cairan yang sedikit berbau dari telinga kiri. Sejak kemarin, pasien demam dengan suhu tubuh 39,1°C.

O: suhu tubuh 39,1°C (tinggi) 

A: Pasien mengalami otitis media akut

P: - Penggunaan antibiotik pada kasus untuk first line terapi kurang tepat, karena menurut penjelasan kasus pasien menderita otitis media akut berat, maka sarankan kepada dokter untuk mengkombinasikan amoksisilin dengan asam klavulanat.
Berdasarkan literatur Pengunaan kortikosteroid yaitu rhemafar (methylprednisolone) tidak tepat indikasi , karena tidak memberikan perbaikan yang maksimal 


Rencana penyelesaian masalah

Tuliskantujuan terapi kondisi yang diderita pasien, sertalakukanperencanaanpenyelesaianmasalah terkait obat, parameter monitoring terapi, dan edukasi pasien.
Tujuan terapi [nama penyakit/kondisi pasien]:
1.Mengurangi gejala yang dialami
2. Mengatasi infeksi pada telinga
3. Mencegah keparahan yang lebih lanjut
4. Mencegah timbulnya komplikasi
Rencana Penyelesaian Masalah terkait obat:
1.Sarankan pada dokter untuk menambah antibiotik amoxicilin dengan asam klavulanat, karena menurut penjelasan kasus pasien menderita otitis media akut berat, maka sarankan kepada dokter untuk mengkombinasikan amoksisilin dengan asam klavulanat.
2.Sarankan pada dokter untuk penghentian penggunaan kortikosteroid, karena kortikosteroid tidak tepat indikasi,tidak memberikan efek yang signifikan dan hanya menambah efek samping.
Rencana monitoring terapi:
1. Monitoring suhu tubuh pasien.
2. Monitoring warna dan bau cairan telinga.
3. Monitoring efek samping obat, maupun reaksi hipersensitifitas.
 
Rencana edukasi pasien:
1.Edukasi rekonstitusi antibiotik amoxicillin klavulanat.
2. Edukasi kepada ibu pasien untuk membersihkan telinga 3x sehari.
3. Beritahu ibu pasien untuk tidak memasukkan apapun, seperti air ke dalam telinga pasien.
4.Pengunaan dumin saat demam, beritahu cara pemakaian suppositoria.
5. Edukasi ibu terkait cara penggunaan suppositoria:
1. Cuci kedua tangan, lalu buka bungkus obat dan lunakkan suppositoria dengan air putih atau dihangatkan dengan genggaman tangan selama 10-15 detik.
2. Jika suppositoria terlalu lunak sebelum digunakan masukkan ke dalam lemari es.
3. Ambil posisi berbaring dengan memeluk guling, masukkan suppositoria ke dalam anus dengan jari.
4. Setelah obat dimasukkan, rapatkan kedua kaki dan pertahankan posisi tersebut hingga 5 menit.
5.Cuci tangan kembali
 
 

Referensi:
§ DiPiro, J.T. et al. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach 10th edition (Chapter 44:Respiratory Tract Infections, Upper)
§ Pharmaceutical care untuk penyakit infeksi saluran pernapasan-KEMENKES RI-2013
§ AHFS, 2011
§ Acute Otitis Media diakses pada 01 desember 2020https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
TABEL PENGKAJIAN OBAT
 
No
Nama Obat
Tinjauan

1.
Amoxsan sirup (Amoksisilin)
Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 125 mg
Rute: Oral
Frekuensi Pemberian: 3X
 



Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 20-40 mg/kgbb/hari
Rute: Oral
Frekuensi Pemberian: 3X
(Depkes RI, 2005)



Indikasi terapi
Otitis media, faringitis, tonsilitis, infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit, dan infeksi lainnya
 



Tanggal Dimulainya terapi
-



Durasi terapi
10 hari



Efek Samping obat
Gangguan saluran cerna (seperti mual, muntah, diare), reaksi hipersensitivitas (contoh : rash)

2.
Rhemafar kaplet (Methylprednisolone)
Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 1/2 kaplet 4 mg
Rute: Oral
Frekuensi Pemberian: 2X
 



Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 0.117-1.66 mg/kg sehari
Rute: Oral
Frekuensi Pemberian: 3-4X                              
(AHFS, 2011))
 



Indikasi terapi
Antiinflamasi
 



Tanggal Dimulainya terapi
-



Durasi terapi
-



Efek Samping obat
Terkait dengan terapi jangka panjang: Keropos tulang, katarak, gangguan pencernaan, kelemahan otot, nyeri punggung, memar, kandidiasis oral.

3
Dumin (Parasetamol) Suppositoria
Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 125 mg
Rute: Rektal
Frekuensi Pemberian: Bila Perlu (bila demam)
 



Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 160 mg
Rute: Rektal
Frekuensi Pemberian: Tiap 4 jam sesuai kebutuhan (hingga 5 kali dalam 24 jam).
(AHFS, 2011)



Indikasi terapi
Antipiretik dan analgetik



Tanggal Dimulainya terapi
-



Durasi terapi
-



Efek Samping obat
Reaksi Alergi, ruam kulit berupa eritema atau urtikaria, kelainan darah, hipotensi, kerusakan hati.

 

Buka Komentar
Tutup Komentar